banner 728x250

Anggaran 990 Juta Untuk Pemeliharaan Jalan di Kampus Selatan di Pertayakan Kuwalitas Hokmixnya

Nampak pekerjaan hokmiknya tidak setandar, alias KW.

MANADO, KONTRASNEW.com – Proyek pemeliharaan berkala jalan hotmix di Jalan Kampus Selatan, yang menghabiskan anggaran sebesar 990 juta rupiah, menuai kritik dari masyarakat. Proyek yang seharusnya memperbaiki infrastruktur jalan ini justru dipertanyakan mutunya karena diduga menggunakan material hotmix yang suhunya tidak sesuai saat dihampar menggunakan alat finisher.

Akibat dari penggunaan material yang tidak sesuai standar, permukaan jalan yang baru dibangun tampak tidak rata, kasar, dan berpori. Kondisi ini sangat disayangkan oleh masyarakat yang menilai bahwa proyek tersebut tidak dikerjakan sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan.

“Sungguh mengecewakan, anggaran negara yang begitu besar seharusnya memberikan hasil yang maksimal. Namun, kenyataannya, jalan yang baru saja diperbaiki sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,” ungkap salah satu warga yang enggan namanya dipublikasi media  Senin (20/5/2024).

Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat mengingat kondisi jalan yang tidak rata dan berpori ini dapat mempercepat kerusakan jalan sebelum mencapai umur rencana yang diharapkan. Masyarakat juga menyoroti kinerja Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Manado, khususnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kepala Dinas PU, Jhon Suwuh, yang diduga lalai dalam melakukan pengawasan saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

“Kami menduga ada kelalaian dari pihak Dinas PU dalam mengawasi proyek ini. Seharusnya, mereka memastikan setiap tahapan pekerjaan dilakukan sesuai standar yang ditetapkan. Bagaimana mungkin proyek dengan anggaran hampir satu miliar rupiah bisa menghasilkan kualitas yang buruk seperti ini?” tambah warga lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas PU Kota Manado terkait tuduhan kelalaian dalam pengawasan dan penggunaan material yang tidak sesuai. Kepala Dinas Jhon Suwuh, mengatakan belum bisa ditemui karena masih mengikuti kegiatan Diklat.

Masyarakat berharap ada tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum menindaklanjuti permasalahan ini, karena diduga ada aroma Korupsi didalamnya.

“Kami masyarakat ingin  memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur di masa depan dikerjakan dengan lebih baik dan sesuai standar yang berlaku, kalau kualitasnya begini kami curiga ada indikasi tipikor,” ujarnya.

 

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *