banner 728x250

RSUI Jalankan Program Sekolah Tangguh Cegah Stuntin

sejumlah tenaga kesehatan RSUI juga melakukan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi wilayah Baduy di Desa Cisadane

DEPOK, KONTRASNEWS.com – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan.

Oleh karena, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menjalankan program Sekolah Tangguh Cegah Stunting untuk meningkatkan kapasitas perawat dan bidan dalam deteksi dini stunting di wilayah Baduy pada bulan Juni 2023. Program ini dilaksanakan sebagai inisiasi dengan adanya laporan tingginya kasus stunting di wilayah Baduy.

Program ini dimulai dengan mengadakan pelatihan kepada perawat dan bidan dari Puskesmas Cisemeut yang menaungi wilayah Baduy. Sebanyak delapan orang perawat dan bidan di daerah tersebut mengikuti workshop tentang cara menggunakan USG dasar, tindakan flebotomi (pengambilan sampel darah) dan nutrisi kehamilan di RSUI pada Selasa, 20 Juni lalu.

Dalam sambutannya yang dibuka oleh Direktur Utama RSUI, Dr. dr Astuti Giantini Sp.PK (K), MPH, beliau mengatakan program Sekolah Tangguh Cegah Stunting ini dibuat untuk meningkatkan kapasitas para perawat dan bidan yang merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah Baduy sehingga dapat mencegah stunting lebih dini di masa kehamilan, Selasa (4/7).

“Pentingnya kita mencegah stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Baduy yang memiliki kasus stunting yang tinggi. Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan sampel darah, diharapkan kejadian stunting dapat lebih awal dideteksi dan diobati. Pemeriksaan USG ini juga penting dan diharapkan dapat mendeteksi masalah awal gangguan persalinan sehingga angka kematian ibu dan bayi di wilayah Baduy dapat ditekan.” Paparnya. .

Ia mengutarakan, tidak hanya memberikan pelatihan kepada para bidan dan perawat, sejumlah tenaga kesehatan RSUI juga melakukan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi wilayah Baduy di Desa Cisadane untuk melakukan pemantauan dan supervisi kepada para perawat dan bidan yang sudah dilatih sekaligus memberikan pelayanan kesehatan.

dr. Astuti pun mengatakan masyarakat Baduy banyak yang mengalami masalah kesehatan.

“Sebanyak 27 balita yang diperiksa antropometrinya (berat badan dan tinggi badan) beberapa di antaranya sudah mengalami stunting. Masalah kesehatan lainnya yang dialami balita dan masyarakat di sini adalah gatal-gatal karena scabies (kudis) dan cacingan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kita butuh kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasi persoalan ini. “Upaya percepatan penurunan stunting ini memerlukan komitmen yang kuat dari kita semua.” Ujarnya.

 

IK

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *